Jambu
biji merupakan tanaman dari genus Psidium dan terbagi atas
banyak spesies. Tanaman ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah,
beberapa tempat di kepulauan Karibia, serta Afrika Utara. Namun kini
tanaman ini telah dibudidayakan di berbagai tempat di dunia, khususnya
di daerah tropis dan subtropis.
Spesies jambu biji yang paling banyak
ditemui adalah spesies jambu biji apel (Psidium guajava), yang
merupakan komoditas jambu biji yang lazim untuk dipasarkan. Buah jambu
biji layak menyandang gelar "superfruit", oleh karena banyaknya
kandungan gizi yang terkandung di dalamnya.
Buah jambu
biji kaya akan vitamin A dan C, serta bila bijinya ikut dimakan, maka
termasuk pula kandungan asam lemak tak jenuh omega-3 dan omega-6 dan
juga serat makanan dalam jumlah tinggi. Kandungan vitamin C buah jambu
biji spesies Psidium guajava setara dengan 4 kalinya kandungan
vitamin C pada jeruk.
Akan tetapi kandungan vitamin C ini sangat
tergantung pada spesies jambu tersebut, sebagai contohnya spesies jambu
biji Psidium littorale var. cattleianum hanya
mengandung 30-40 mg vitamin C per 100 gram buah, atau hanya sepersepuluh
dari kandungan spesies jambu biji lainnya. Namun persentase kandungan
vitamin C spesies ini masih tergolong tinggi, yakni 62%, pada Dietary
Reference Intake.
Jambu biji mengandung baik karotenoid dan
polifenol, yakni kelompok antioksidan utama, yang menjadikannya buah
yang memiliki kandungan antioksidan tinggi. Oleh karena pigmen tanaman
ini terdapat di warna buah, maka buah jambu biji yang berwarna merah
atau kekuningan memiliki manfaat lebih sebagai sumber antioksidan
dibandingkan dengan buah yang berwarna kehijauan.
Selain
buahnya yang mengandung nilai gizi tinggi, daun jambu biji juga memiliki
manfaat yang tidak kalah besarnya. Ekstrak daun dan batang jambu biji
memiliki khasiat terhadap kanker, infeksi bakteri, inflamasi, dan nyeri (1,2). Minyak atsiri daun jambu
biji memiliki khasiat anti kanker kuat secara in vitro (3). Dalam pengobatan tradisonal,
daun jambu biji digunakan untuk mengobati diare, serta diabetes.
Referensi
1. Ojewole,
J.A. (2006):
Antiinflammatory and analgesic effects of Psidium guajava Linn.
(Myrtaceae) leaf aqueous extract in rats and mice. Methods and
Findings in Experimental and Clinical Pharmacology 28(7):
441–446.
2. Chen, Kuan-Chou; Hsieh, Chiu-Lan; Peng,
Chiung-Chi; Hsieh-Li, Hsiu-Mei; Chiang, Han-Sun; Huang, Kuan-Dar &
Peng, Robert Y. (2007):
Brain derived metastatic prostate cancer DU-145 cells are effectively
inhibited in vitro by guava (Psidium gujava L.) leaf extracts. Nutr.
Cancer 58(1): 93–106.
3. Manosroi,
J.; Dhumtanom, P. & Manosroi, A. (2006): Anti-proliferative
activity of essential oil extracted from Thai medicinal plants on KB and
P388 cell lines. Cancer Letters 235(1):
114–120.
(dikutip dari: artikel kesehatan,www.spesialis.info)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar