Minggu, 29 Januari 2012

Menciptakan Kesempatan

 

Delapan puluh persen penduduk di muka bumi ini menunggu kesempatan
yang datang dan memanggilnya untuk bergerak. Namun hanya sekitar dua
puluh persen yang menciptakan kesempatan untuk dirinya sendiri. Hal
ini melampaui batas-batas budaya dan geografis, yang sangat menarik
untuk diperhatikan dan diterapkan bagi kita semua. Di Indonesia,
yang jumlah penganggurannya mencapai angka 20 persen, sampai kapan
kita mesti menunggu kesempatan yang memanggil kita?
Tidak ada waktu lagi. Waktu untuk bergerak adalah sekarang juga.

Dibandingkan dengan di negara-negara maju, seperti AS dan Kanada,
mendirikan perusahaan sangatlah ribet dan berbelit-belit, begitu
banyak izin yang perlu diambil. Contohnya yang paling sederhana
adalah membuka salon potong rambut. Di Indonesia, hampir setiap kota
dan desa ditemui banyak sekali salon potong rambut. Izin apa yang
diperlukan untuk membuka salon tersebut? Tidak ada sama sekali.
Cukup punya gunting dan tempat duduk serta cermin saja. Bahkan di
bawah pohon rindang pun bisa saja.
Bandingkan dengan di AS. Di setiap negara bagiannya ada yang disebut
Cosmetology Licensing Bureau (Biro Izin Ilmu Kosmetologi, yang di
sini maksudnya adalah “Persalonan” bukan kosmetika.) Biro ini
mensyaratkan setiap orang yang hendak membuka salon untuk membawa
ijazah dan transkrip kursus pelatihan salon yang biasanya sepanjang
6 bulan sampai 1 tahun. Setelah itu, ia harus mengikuti ujian negara
bagian teori dan praktik. Setelah itu barulah bisa mengajukan
permohonan untuk mendapatkan izin untuk membuka salon.

Setelah mendapatkan izin salon, barulah bisa mengajukan izin usaha.
Prosesnya sendiri memakan waktu satu sampai dua tahun dari sejak
pelatihan sampai mendapatkan izin usaha dan siap untuk menerima
klien. Setelah salon dibuka, jelas ada isyu-isyu lainnya seperti
inspeksi mendadak dari Badan Kesehatan untuk memastikan bahwa alat-
alat cukur yang dipakai bersih dan sesuai standar.
Sangat ribet dan berbelit-belit, bukan? Ini baru untuk bisnis ringan
yang di Indonesia bisa dilakukan di bawah pohon rindang. Anda bisa
bayangkan untuk bisnis-bisnis lainnya yang jauh lebih sophisticated.
Dengan lingkungan bisnis yang serba tertib seperti ini, saya dan
suami membangun beberapa perusahaan yang sekarang sudah mulai
memperlihatkan hasil. Sangat berbeda dengan di Indonesia, yang
dengan sekejap mata sudah bisa memulai bisnis dengan proses yang
sederhana saja.

Mungkin ini pula mengapa banyak perantau asal Indonesia yang “ogah”
mendirikan perusahaan sendiri, lebih baik menunggu saja kesempatan
untuk mengetuk pintunya. Di Indonesia, juga demikian. Mayoritas
lebih baik pasif (alias terus melamar pekerjaan yang tidak tahu
prospeknya di kemudian hari) daripada membangun usaha sendiri yang
dalam satu atau dua tahun sudah menghasilkan jauh melebihi karyawan
baru tahun kedua.

Menciptakan kesempatan memang kedengarannya sangatlah riskan, namun
sebenarnya ini hanyalah salah satu bentuk survival skill yang
dimiliki setiap orang. Mulailah dengan tahap-tahap berikut ini,
niscaya Anda bisa menjadi lebih berani dalam melihat kebutuhan yang
urgen serta lantas terpacu untuk menciptakan kesempatan bagi diri
sendiri:
1. Hitunglah jumlah pengeluaran ideal Anda dalam satu bulan.
Masukkan semua pengeluaran, seperti: makanan, sewa atau cicilan
rumah tinggal, uang sekolah, pakaian, entertainment, donasi, dll.

2. Bagi pengeluaran tersebut dengan 30 hari (per bulan). Lantas bagi
lagi dengan 10 jam kerja. Anda akan mendapatkan jumlah uang yang
perlu Anda hasilkan per jamnya.
Misalnya:
Kebutuhan per bulan adalah Rp5.000.000,-.
Pengeluaran per hari (rata-rata) adalah Rp5.000.000,- : 30 hari =
Rp166.700,-
Penghasilan per jam (asumsi 10 jam kerja) yang diperlukan untuk
mencukupi di atas adalah Rp16.700,- untuk asumsi kerja 30 hari per
bulan. Jika Anda bekerja 20 atau 25 hari per bulan, gunakan angka
yang dimaksud.

Mulailah dari angka ajaib per jam ini. Camkan di dalam benak bahwa
Anda tidak bisa mempertahankan gaya hidup jika tidak menghasilkan
sekian tersebut. Jadikan ini patokan Anda dalam memilih jenis bisnis
dan menjalankannya dengan antusiasme.

Siapa bilang menciptakan kesempatan itu sulit? Mulai saja dari angka
penghasilan per jam dan jalankan dengan blue print ini. Sukses tidak
ditanggung, lho.[]

Sumber: Menciptakan Kesempatan oleh Jennie S. Bev. Jennie S. Bev
adalah penulis buku laris “Rahasia Sukses Terbesar”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar