June 7, 2008 by husyap
Bob
Sadino adalah salah satu sosok entrepreneur sukses yang memulai
usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga
wirausaha. Bob berwirausaha karena “kepepet”, selepas SMA tahun 1953, ia
bekerja di Unilever kemudian masuk ke Fakultas Hukum UI karena terbawa
oleh teman-temannya selama beberapa bulan. Kemudian dia bekerja pada
McLain and Watson Coy, sejak 1958 selama 9 tahun berkelana di Amsterdam
dan Hamburg.
Setelah
menikah, Bob dan istri memutuskan menetap di Indonesia dan memulai
tahap ketidaknyamanan untuk hidup miskin, padahal waktu itu istrinya
bergaji besar. Hal ini karena ia berprinsip bahwa dalam keluarga,
laki-laki adalah pemimpin, dan ia pun bertekad untuk tidak jadi pegawai
dan berada di bawah perintah orang sejak saat itu ia pun bekerja apa
saja mulai dari sopir taksi hingga mobilnya tertubruk dan hancur ,
kemudian kuli bangunan dengan upah Rp 100 per hari.
Suatu
hari seorang temannya mengajaknya untuk memelihara ayam untuk mengatasi
depresi yang dialaminya,dari memelihara ayam tsb ia terinspirasi bahwa
kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat
badan, dan bertelur,tentunya manusia pun juga bisa, sejak saat itulah ia
mulai berwirausaha.
Pada
awalnya sebagai peternak ayam, Bob menjual telor beberapa kilogram per
hari bersama istrinya. Dalam satu setengah tahun, dia sudah banyak
relasi karena menjaga kualitas dagangan,dengan kemampuannya berbahasa
asing, ia berhasil mendapatkan pelanggan orang-orang asing yang banyak
tinggal di kawasan Kemang, tempat tinggal Bob ketika itu.Selama menjual
tidak jarang dia dan istrinya dimaki-maki oleh pelanggan bahkan oleh
seorang babu.
Namun
Bob segera sadar kalo dia adalah pemberi service dan berkewajiban
memberi pelayanan yang baik, sejak saat itulah dia mengalami titik balik
dalam sikap hidupnya dari seorang feodal menjadi servant, yang ia
anggap sebagai modal kekuatan yang luar biasa yang pernah ia miliki.
Usaha
Bob pun berkembang menjadi supermarket, kemudian dia pun juga menjual
garam,merica, sehingga menjadi makanan.Om Bob pun akhirnya merambah ke
agribisnis khususnya holtikultura, mengelola kebun-kebun yang banyak
berisi sayur mayur konsumsi orang-orang Jepang dan Eropa dia juga
menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah untuk memenuhi.
Bob
percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan,
perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira orang, dia sering
berjumpalitan dan jungkir balik dalam usahanya. Baginya uang adalah
nomer sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu
bisa menemukan dan berani mengambil peluang.
Bob
berkesimpulan bahwa saat melaksanakan sesuatu pikiran kita berkembang,
rencana tidak harus selalu baku dan kaku, apa yang ada pada diri kita
adalah pengembangan dari apa yang telah kita lakukan. Dunia ini
terlampau indah untuk dirusak, hanya untuk kekecewaan karena seseorang
tidak ,mencapai sesuatu yang sudah direncanakan.Kelemahan banyak orang
adalah terlalu banyak mikir membuat rencana sehingga ia tidak segera
melangkah, yang penting adalah action. Keberhasilan Bob tidak terlepas
dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan, setelah
mengalami jatuh bangun, akhirnya Bob trampil dan menguasai bidangnya.
Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman yang selalu dimulai
dari ilmu dulu, baru praktek lalu menjadi terampil dan professional.
Menurut
pengamatan Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu berpikir dan
bertindak serba canggih, bersikap arogan, karena merasa memiliki ilmu
yang melebihi orang lain.
Om Bob selalu luwes terhadap pelanggan dan mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan, sehingga dengan sikapnya tersebut Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelangan akan membawa kepuasan pribadinya untuk itu ia selalu berusaha melayani klien sebaik-baiknya.
Om Bob selalu luwes terhadap pelanggan dan mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan, sehingga dengan sikapnya tersebut Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelangan akan membawa kepuasan pribadinya untuk itu ia selalu berusaha melayani klien sebaik-baiknya.
Bob menganggap bahwa perusahaannya adalah keluarga, semua anggota keluarga Kem harus saling menghargai, tidak ada yang utama,semuanya punya fungsi dan kekuatan sendiri-sendiri.
(dikutip dari: yapono.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar