Minggu, 12 Februari 2012

Kisah Sukses : Taufik, Profesor di AS yang Jadi Favorit Mahasiswanya


Kemunculannya di cover majalah EeWeb September 2011 memancing rasa penasaran. Tak biasanya orang Indonesia muncul di cover majalah Amerika Serikat dan mendapat peliputan dalam topik utama “Interview”. Tak sembarang orang yang bisa mendapat kesempatan tersebut. Namun itulah yang didapat Prof. Taufik, pria kelahiran Jakarta, 13 September 1969.

Taufik kini mengajar di California State Polytechnic, AS, dan menjadi profesor di sana. Dalam profilnya di universitas itu, tampak bahwa ia memang bukan orang sembarangan. Dalam daftar penghargaan yang pernah ia terima terdapat 33 awards dari berbagai kategori. Dari sana juga bisa dilihat, Taufik tak hanya seorang profesor muda yang dari keilmuannya diakui, tetapi juga ‘gaul’ dan disukai para mahasiswanya. Lihat saja macam penghargaannya. Selain dinobatkan sebagaiBest Overall Professor di Cal Poly tahun 2007, ia juga dianugerahi gelar sebagai Best Story Teller Professor, Most Humorous Professor, Favourite Professor, dan sebagainya.
Dalam wawancaranya di majalah tersebut, profesor bidang elektronik yang juga direktur di Electric Power Institute, AS, itu menyebutkan bahwa kesukaannya pada bidang ini dialami sejak SMA di Jakarta. Pada saat itulah, lelaki yang menjadi pelajar terbaik SMA di angkatannya itu, mulai mengenal circuit elektronik. “Dari sinilah saya mengenaldan tertarik ke bidang rekayasa (engineering),” katanya. Kecintaannya pada bidang ini makin kuat ketika ia kuliah di AS.
Taufik menamatkan sekolahnya di SMAN 13 Jakarta pada tahun 1989. Setelah itu mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk melanjutkan sekolah di Nothern Arizona University. “Alhamdulillah inilah kesempatan pertama saya belajar di luar negeri,” kata Taufik, seperti ditulis Kabarinews.com. Tahun 1993 gelar Bachelor in Science pun ia raih dengan predikat Cum Laude. Ia mengambil bidang Computer Science di jurusan Electrical Engineering di universitas itu.
Tanggung karena sudah berada di AS dan sayang jika buru-buru pulang, Taufik melanjutkan sekolah lagi ke jenjang S2 dan S3. S2-nya ia ambil di University Illinois of Chicago, juga melalui program beasiswa. Ia meraih gelar Master pada tahun 1995 di bidang Electrical Engineering. Lalu S3-nya ia ambil diCleveland State University dan meraih gelar Doktor pada tahun 1999.

Selama mengejar gelar Doktor, Taufik bekerja sebagai konsultan teknik di beberapa perusahaan. Bahkan dia sempat bekerja selama satu tahun sebagai Engineer di Allen-Bradley, sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang automation industry. Setelah itu ia bekerja di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang engineering, antara lain di Rantec Power, San Diego Gas & Electric, dan di APD Semiconductor. Setelah itu, ia mulai mengajar di Cal Poly State University. Di universitas ini ia mengajar berbagai ilmu eletronik seperti Power Electronics Design, Modeling and Simulation of Power Converters, Control Systems, Motor Drives dan sebagainya.

Saat ini, kegiatannya adalah mengembangkan DC House (sistem pengaliran listrik ke rumah-rumah dengan metode direct current), serta mengumpulkan dana untuk bisa membangun DC House di Cal Poly dan Indonesia (tahun depan). Untuk itu, ia telah menjalin bekerja sama dengan beberapa dosen dari perguruan tinggi Indonesia.
Prestasi yang diraih Taufik di bidang elektronik sebenarnya berbeda dengan cita-citanya dulu. “Dulu saya bercita-cita jadi tentara, maklum, saya sekolah di SD yang dikelola oleh dan berlokasi di asrama Arhanud (Artileri Pertahananan Udara), jadi teman saya hampir semua anaknya tentara dan setiap hari saya melihat tentara,” katanya, pada suatu kesempatan. Namun sesuai dengan perkembangan waktu akhirnya ia kepincut ke bidang elektronik yang membawanya menjadi profesor muda di universitas AS.

Sumber: Kabarinews, IndonesiaProud, dan Eeweb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar