Selasa, 03 September 2013

Konsumsi Jus Buah Setiap Hari Naikkan Risiko Diabetes

Paris - Mengonsumsi lebih banyak buah segar terumta blueberry, anggur, aple, dan pir bisa mengurangi risiko mengidap diabetes tipe 2. Sedangkan mengonsumsi jus justru akan punya efek sebaliknya, demikian hasil studi terbaru dari para ilmuwan Inggris, Amerika Serikat, dan Singapura.
Kesimpulan dalam studi itu merupakan hasil analisis data dari tiga penelitian besar sebelumnya yang berlangsung di AS selama 25 tahun terakhir.

Studi itu melibatkan lebih 187.000 responden yang berprofesi sebagai perawat. Kesehatan mereka dipantau selama beberapa tahun dan selama itu mereka diminta mengisi kuesioner tentang kebiasaan makan, bobot tubuh, kebiasaan merokok, aktifitas fisik, dan gaya hidup lainnya.
Selama studi itu berlangsung sekitar 6,5 persen responden mengidap diabetes.

Dari studi itu diketahui bahwa orang yang mengonsumsi satu porsi buah dua kali sepekan, terutama blueberry, anggur, dan apel, risiko mengidap diabetes tipe 2-nya turun hingga 23 persen dibanding dengan mereka yang mengonsumsi buah kurang dari satu kali per bulan.
"Temuan kami membuktikan bahwa beberapa jenis buah-buahan bermanfaat untuk menurunkan risiko diabetes," kata Qi Sun, peneliti dari Harvard School of Public Health.
Sementara itu mereka yang mengonsumsi jus buah minimal satu porsi satu hari justru akan meningkatkan risiko diabetes sebesar 21 persen. Tetapi mengosumsi jus tiga porsi per pekan justru akan mengurangi risiko diabetes hingga tujuh persen.

Penelitian itu dipublikasikan di British Medical Journal pekan lalu.
Para peneliti menduga penyebab perbedaan efek dari dua jenis panganan itu terletak pada kepadatan atau keenceran makanan.
"
Cairan masuk melalui perut ke usus lebih cepat ketimbang makanan padat, bahkan jika keduanya punya isi yang sama," bunyi penjelasan para ilmuwan dalam jurnal itu.
Alhasil, lanjut mereka, jus buah justru lebih cepat meningkatkan perubahan level serum glukosa dan insulin di dalam darah di bandingkan buah-buahan yang lebih padat.
Studi itu sendiri menggunakan data dari Nurses' Health Studi dari tahun 1984 - 2008, Nurses Healt Study II (1991 - 2009), dan Health Professionals Follow Up Study (1986 - 2008).

Penulis: Liberty Jemadu/BER
Sumber:AFP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar